aip_. Get yours at bighugelabs.com

09 September 2002

dan selagi bengong memikirkan alur sejarah manusia, si aip terantuk ke soal destiny

kenapa abu lahab sudah tervonis selalu kufur, bahkan sebelum pada saat dimana ia bisa turn over the verdict? was it his destiny?

kenapa manusia selalu akan termasuk golongan at loss? at loss, kecuali yang benar dan yang sabar...

so is that our destiny? or is it our 'default' destiny?.. destiny by default?

if that's true, the word 'default' imply that destiny can be changed then?

mungkin analogi yang bisa mendekati adalah.. mungkin sebagai manusia, kita hidup dalam aturan-aturan yang walau sebagian besar enforced, namun hasil akhir dari rule adalah tidak absolute...

semisal, gravity is 9.8m/s2.. if you jump without a paracute from a certain height, the rule said you are surely be dead...

sure but not certain...cos there are some instances that one can jump from some height and yet the person still lives...

misal, tahun 40-an, satu benteng terbang amerika (sejenis b-29 gitu) terbakar di udara... dan untuk tidak turut terbakar, satu gunman reluctantly do the inevitable.. melompat.. dari ketinggian 4000m

dari rule of gravity, he was surely be dead...

but no... he fell onto trees and snow... and yet he lived..

mungkin itu yang dinamakan destiny.. destiny berisikan rules... yang pasti... tapi tidak absolut...

he should've been dead, but in perhaps one in a million chances, he could've had survive.. and yes, he was....

that's why, even thou walaupun misalkan manusia destined untuk selalu akan termasuk golongan at loss namun dengan tetap berusaha benar dan berusaha sabar,
even walaupun kemungkinan untuk bisa menjadi sabar dan benar itu hanya one in million chances, one could survive.

kata kuncinya... berusaha

mungkin jika ditarik satu pertanyaan ekstrim, kenapa juga mesti hadir satu kaum umat manusia kalo pada akhirnya cuma akan jadi total mass of failures? kenapa manusia mesti dihadirkan di muka bumi?

mungkin jawabannya memang... untuk berusaha...

berusaha untuk mencoba menjadi benar.. dan kemudian selalu bersabar dalam usahanya itu...

No comments: